Kamis, 10 Februari 2011

outbond ke KOPENG TREETOP



outbond tahun ini sukses deeehhhhh
aku acungin 2 jempol buat kepsek ku...
ini baru yang namanya OUTBOND...
puas bgd....

kpn2 pngn lagi k sna breng ma klrga
kn asik tuh buat seru2an...




THE OTHER PICTURES



 pilih yang mana??

LOOK AT ME AGAIN!!

maaf yaaa
klo aku sedikit NARSIS

tapii...
memang beginilah aku



Rabu, 09 Februari 2011

"HUJAN"

lagi hujan deres bgd di sini...
gara2 hujan ke inget sm lagunya UTOPIA yg HUJAN
trus pas lgi nge-browsing d google...ada artikel dri blognya danish-azman.blogspot.com yg artikelnya berjudul MENGENALMU SEPERTI HUJAN..keren bgd...salut deh buat pengarang nyaa..makanya ntu artikel aku copy aja ke blog ku..biar aku bacanya jga gampang...trus temen2ku yg lain jga biar pada tahuuu..
di baca yaaa!!!!!
Aku mengenalmu seperti aku mengenal hujan, tanpa kesengajaan. Sesaat seperti gerimis saja. Gerimis saja. Tapi sepanjang kujejak jalan, kurasakan bahwa kau tidak hanya gerimis. Kau hujan, kau deras. Kau mengajakku menikmati suatu waktu yang menjadi momentum. Tentang penghargaan, tentang senyum dan ketulusan. Aku tak sering melihat rupamu, tak sesering hujan deras di kota ini. Aku hanya tahu kau selalu ada saat kubutuhkan, kau menentramkan dan memberi kedamaian.

Aku tergelak saat kau sarankanku tersenyum, aku menangis saat kau ajariku merenung. Kau istimewa di hatiku, seistimewa suara hujan saat aku merindukan tidur yang nyenyak. Bolehkah aku mengucapkan sesuatu untukmu? Aku menyayangimu dengan ketiadaan. Aku menyayangimu dengan kesederhanaan. Itulah, kukatakan kau istimewa, sangat istimewa. Semangatmu membara tapi meneduhkan setiap hati. Harapanmu tinggi namun merendahkan ambisi. Sekali lagi, aku menyayangimu.


Sekali waktu, kau mengajakku berfantasi tentang masa depan, kau tanyakan padaku. Apa yang ingin kulihat suatu saat nanti? Kujawab, aku ingin melihat kupu-kupu. Kau tertawa, mengapa harus kupu-kupu, katamu. Aku suka kupu-kupu, aku suka keindahannya. Sepertimu, kau indah. Aku ingin melihat kupu-kupu yang indah itu bersamamu. Kau tertawa lagi, mengapa kau suka keindahan, tanyamu lagi. Keindahan itu menenteramkan.

Sepertimu, mendamaikan. Kau diam dan memandangku. Aku menunduk, kau bilang padaku: jagalah dirimu, berproseslah seperti kupu-kupu itu. Dan kau tersenyum. Lalu fantasi masa depan itu berubah menjadi alur tak terencana dalam perbincangan kita. Sampai akhirnya kau tanyakan resiprokal pertanyaan pertamamu, apa yang tidak ingin kau temui suatu saat nanti? Aku menggeleng cepat. Tak ada yang ingin kujawab dari pertanyaanmu. Kau tak boleh tahu jawabannya.

Berangsur, kau memang deras. Bukan gerimis. Hadirmu memberi suasana yang sama sekali berbeda. Aku tahu itu. Kau bilang, jika kita mencintai seseorang maka biarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Jika tidak, sesungguhnya kita hanya akan melihat pantulan diri kita pada dirinya. Tidak akan ada komplemen, hanya duplikat. Itulah yang paling kuhormati darimu,kau tak mengikat. Suatu saat, aku ingin mengatakan bahwa aku tak sekedar menyayangimu tapi aku menghormatimu.

Suatu pagi, sapaanmu begitu hangat.
Hai, kau cantik pagi ini, sapaku.
Terima kasih, dengan wajah bersemu merah dirimu ucapkan.

Kau menarik tanganku. Kuikuti dirimu. Aku terharu, kau memang istimewa. Kau istimewa dengan kesederhanaan dan kerendahatianmu. Kau memberiku satu bingkai ornamen kupu-kupu. Tak ada kata yang keluar dari mulutku. Tak pula air mata menetes dari mataku. Aku juga tak tersenyum memandangmu, aku tak percaya.

Saat ini jika bisa kukatakan, maka akan kutakan tentang jawabanku terhadap pertanyaanmu tempo hari. Hal apa yang paling tidak ingin kau temui suatu saat nanti? Pertanyaanmu waktu itu. Aku akan menjawab, hal yang tidak ingin kutemui adalah kehilanganmu. Kehilangan ketulusanmu. Tapi aku belum bisa mengungkapkannya, aku masih terpana dengan sebingkai ornamen kupu-kupu itu.

Aku masih tercengang dengan pemberianmu. Aku tahu, kau tak mudah mendapatkannya. Kau harus mengorbankan beberapa keinginanmu untuk dapat membelikanku benda itu.
"Mengapa kau memberiku ini?," Tanyaku.
"Bukankah itu yang ingin kau lihat di masa depan?," Katamu.
"Mengapa kau memberikannya sekarang, aku tahu kau punya keperluan lain", lanjutku.

Sayang, apa kau tahu? Katamu. Masa depan itu tidak dinanti tapi dijalani. Bahkan satu detik yang akan datang setelah ini adalah sebuah masa depan. Bagiku, kau adalah masa depanku. Hal yang paling ingin kulihat di masa depan adalah kebahagiaanmu. Oleh karena itu aku ingin mulai menjalani masa depan itu dari setiap nafas yang kuhirup setiap waktu untuk membahagiakanmu. Jika kupu-kupu adalah salah satu hal yang bisa membahagiakanmu, mengapa harus aku tunda?

Baru setelah kudengar penuturanmu, air mataku leleh. Kau memang istimewa. Istimewa dengan ketulusanmu. Biarkan aku ucapkan terima kasih dan sedikit pujian untukmu, untuk semua ini. Untuk kasih sayangmu, dan untuk tingkahmu yang begitu menghormatiku. Kau adalah hujan, bukan gerimis. Kau deras



hujan-utopia

Rinai hujan basahi aku
temani sepi yang mengendap
kala aku mengingatmu
dan semua saat manis itu

Segalanya seperti mimpi
kujalani hidup sendiri
andai waktu berganti
aku tetap tak'kan berubah

Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri ooohhh..ooo

Selalu ada cerita
tersimpan di hatiku
tentang kau dan hujan
tentang cinta kita
yang mengalir seperti air

Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri ooohhh..ooo

Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini
untukku ooohhh... 
akankah ia menemaniku di saat aku sendiri dalam hujan seperti ini ?

i think he will never never care about it..