Minggu, 20 November 2011

mencintainya dalam diam

Mencintai seseorang bukan hal yang mudah. Bagi sebagian orang, termasuk aku tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan. Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani. Lelah ketika kita harus menuruti akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal. Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun. Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi. Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti. Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa kabar...". Lelah untuk secuil kesempatan akan sebuah moment kebersamaan. Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya. Lelah untuk mencari secuil kesempatan menyentuh atau membauinya. Lelah dan lelah dan lelah..

Hanya sebuah sikap diam dan keheningan yang lebih aku pilih.Diam menunggu sang waktu memberi sebuah moment. Diam untuk mencatat segala yang terjadi. Diam untuk memberi kesempatan otak kembali dalam keadaan normal. Diam untuk mencari sebuah jalan keluar yang mustahil. Diam untuk berkaca pada diri sendiri dan bertanya "apakah aku cukup pantas?" Diam untuk menimbang sebuah konsekuensi dari rasa yang harus dipendam. Diam dan dalam diam kadang semuanya tetap menjadi tak terarah. Dan dalam diam itu pula, aku menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir.

Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang aku rasakan,lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis. Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan. Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka. Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan. Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup. Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi. Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi. Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.

Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak. Namun itu pula yang aku rasakan selama ini, yah walaupunbaru saja itu terjadi. Dalam kelelahan, diam dan kegalauan yang aku rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas apa yang aku alami. Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang. Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam. Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal. Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung. Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa. Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu". Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai. Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik - baik saja". Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.

Akhirnya, bagi aku, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas. Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang aku anut, akan menjadi lebih bermakna,karena aku diteguhkan dan menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri. Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang Hidup. Bahwa mencintai seseorang itu seperti memanggul sebuah beban. Bahwa terkadang akal dan perasaan campur aduk tak tentu arah. Bahwa aku juga bukan manusia super. Bahwa aku juga tidak bisa berlaku pintar sepanjang waktu, setiap hari. Bahwa aku juga punya kebodohan yang kadang susah untuk diterima akal sehat. Bahwa dengan segala kekurangan yang ada, aku berani mencintai. Bahwa aku bersedia membayar harga dari mencintai seseorang. Bahwa aku bersedia menanggung rasa sakit yang luar biasa. Bahwa aku mampu untuk tetap hidup meski rasa perih terus menjalar. Bahwa aku masih memiliki rasa takut akan kehilangan dalam hidup.

Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah aku terima, berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN. Sebuah Zona yang terbentuk karena aku merasa tidak berdaya. Dimana aku merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin. Dimana aku tidak berani untuk membangun sebuah harapan. Dimana aku tidak berani untuk mengatakan "Aku mencintaimu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja." Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki, mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta. Meski sangat susah dan hampir mustahil bagiku untuk tidak mengingatnya.

Semoga aku bisa. Dan hingga hari ini, aku masih mencintainya. Aku sadar hal itu akan memberi rasa perih yg teramat dalam karena bagiku, lebih susah untuk tidak mencintainya. Aku sadar ini adalah sebuah beban  yang harus aku pikul. Dalam perjalanan yang melelahkan, dalam diam dan keheningan.Dan tentunya dalam sebuah KEPASRAHAN yang teramat dalam.

Kamis, 17 November 2011

dan akupun mencintaimu dalam diam

nggak semua perasaan harus diumbar
cinta itu fitrah
dan kita tidak tau
dengan siapa dan kapan kita akan memiliki perasaan itu
semua orang berhak mencintai
tetapi
kadang kala
kita merasa terbutakan olehnya

hhuuufff
padahal belum tentu dia memiliki rasa yang sama seperti kita
berharap banyak sebenarnya juga tidak baik
memendamnya mungkin akan jauh lebih baik dan suci
biar saja dia tidak tahu
daripada aku malu jika suatu saat dia mengetahuinya

yang terpenting adalah
BAGAIMANA AKU MENJAGA PERASAAN SUCI INI....

Kamis, 09 Juni 2011

the day after...

oh ya
lupa 
aku kasih liat juga nih
foto2 orang narsis

SIAP SIAP


PAPAW-SYIFA

DITA-ECHI
ICHA-PAPAW LAGI

NINA-SYIFA LAGI-ROMA-MIRA


the day after...

huh
udah lama bgt d dlm pondok mulu
akhirnya liburan juga
1 bulan
lumayan lah
buat jalan2
ahaha
HUNTING FOTO
:))

sama papaw dan syifa di wisma anggun

di wisma sepi 
jadinya ikut ulfha dan ngungus makan deh
laper juga sih :((

mau beli buku seribu pena buat kls 6 nanti
naik becak dr gramed sm ngungus
dgn tujuan ke sriwedari
murah2 lhooo

udah lama pengen karaokean
akhirnya kesampean juga
baren roma,syifa,nina,mira
LEPASkan BEBAN di sana

lagi pada nyanyi tuh
narsis foto aja lah

pengen ke kmr mndi
benerin dandanan
ahahah
*maklumkan kami ya
hbis itu k PH
ngumpul anak e-club

sampe juga d PH
ok
kita memang narsis
terutama saya
jadi 
semuanya harus di dokumentasikan

eh ketinggalan lagi ini foto
habis capek teriak2 di dalam
foto2 lagi deh di depan inul vizta

OK
SELAMAT MENIKMATI FOTO-FOTO SAYA

Kamis, 10 Februari 2011

outbond ke KOPENG TREETOP



outbond tahun ini sukses deeehhhhh
aku acungin 2 jempol buat kepsek ku...
ini baru yang namanya OUTBOND...
puas bgd....

kpn2 pngn lagi k sna breng ma klrga
kn asik tuh buat seru2an...




THE OTHER PICTURES



 pilih yang mana??

LOOK AT ME AGAIN!!

maaf yaaa
klo aku sedikit NARSIS

tapii...
memang beginilah aku



Rabu, 09 Februari 2011

"HUJAN"

lagi hujan deres bgd di sini...
gara2 hujan ke inget sm lagunya UTOPIA yg HUJAN
trus pas lgi nge-browsing d google...ada artikel dri blognya danish-azman.blogspot.com yg artikelnya berjudul MENGENALMU SEPERTI HUJAN..keren bgd...salut deh buat pengarang nyaa..makanya ntu artikel aku copy aja ke blog ku..biar aku bacanya jga gampang...trus temen2ku yg lain jga biar pada tahuuu..
di baca yaaa!!!!!
Aku mengenalmu seperti aku mengenal hujan, tanpa kesengajaan. Sesaat seperti gerimis saja. Gerimis saja. Tapi sepanjang kujejak jalan, kurasakan bahwa kau tidak hanya gerimis. Kau hujan, kau deras. Kau mengajakku menikmati suatu waktu yang menjadi momentum. Tentang penghargaan, tentang senyum dan ketulusan. Aku tak sering melihat rupamu, tak sesering hujan deras di kota ini. Aku hanya tahu kau selalu ada saat kubutuhkan, kau menentramkan dan memberi kedamaian.

Aku tergelak saat kau sarankanku tersenyum, aku menangis saat kau ajariku merenung. Kau istimewa di hatiku, seistimewa suara hujan saat aku merindukan tidur yang nyenyak. Bolehkah aku mengucapkan sesuatu untukmu? Aku menyayangimu dengan ketiadaan. Aku menyayangimu dengan kesederhanaan. Itulah, kukatakan kau istimewa, sangat istimewa. Semangatmu membara tapi meneduhkan setiap hati. Harapanmu tinggi namun merendahkan ambisi. Sekali lagi, aku menyayangimu.


Sekali waktu, kau mengajakku berfantasi tentang masa depan, kau tanyakan padaku. Apa yang ingin kulihat suatu saat nanti? Kujawab, aku ingin melihat kupu-kupu. Kau tertawa, mengapa harus kupu-kupu, katamu. Aku suka kupu-kupu, aku suka keindahannya. Sepertimu, kau indah. Aku ingin melihat kupu-kupu yang indah itu bersamamu. Kau tertawa lagi, mengapa kau suka keindahan, tanyamu lagi. Keindahan itu menenteramkan.

Sepertimu, mendamaikan. Kau diam dan memandangku. Aku menunduk, kau bilang padaku: jagalah dirimu, berproseslah seperti kupu-kupu itu. Dan kau tersenyum. Lalu fantasi masa depan itu berubah menjadi alur tak terencana dalam perbincangan kita. Sampai akhirnya kau tanyakan resiprokal pertanyaan pertamamu, apa yang tidak ingin kau temui suatu saat nanti? Aku menggeleng cepat. Tak ada yang ingin kujawab dari pertanyaanmu. Kau tak boleh tahu jawabannya.

Berangsur, kau memang deras. Bukan gerimis. Hadirmu memberi suasana yang sama sekali berbeda. Aku tahu itu. Kau bilang, jika kita mencintai seseorang maka biarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Jika tidak, sesungguhnya kita hanya akan melihat pantulan diri kita pada dirinya. Tidak akan ada komplemen, hanya duplikat. Itulah yang paling kuhormati darimu,kau tak mengikat. Suatu saat, aku ingin mengatakan bahwa aku tak sekedar menyayangimu tapi aku menghormatimu.

Suatu pagi, sapaanmu begitu hangat.
Hai, kau cantik pagi ini, sapaku.
Terima kasih, dengan wajah bersemu merah dirimu ucapkan.

Kau menarik tanganku. Kuikuti dirimu. Aku terharu, kau memang istimewa. Kau istimewa dengan kesederhanaan dan kerendahatianmu. Kau memberiku satu bingkai ornamen kupu-kupu. Tak ada kata yang keluar dari mulutku. Tak pula air mata menetes dari mataku. Aku juga tak tersenyum memandangmu, aku tak percaya.

Saat ini jika bisa kukatakan, maka akan kutakan tentang jawabanku terhadap pertanyaanmu tempo hari. Hal apa yang paling tidak ingin kau temui suatu saat nanti? Pertanyaanmu waktu itu. Aku akan menjawab, hal yang tidak ingin kutemui adalah kehilanganmu. Kehilangan ketulusanmu. Tapi aku belum bisa mengungkapkannya, aku masih terpana dengan sebingkai ornamen kupu-kupu itu.

Aku masih tercengang dengan pemberianmu. Aku tahu, kau tak mudah mendapatkannya. Kau harus mengorbankan beberapa keinginanmu untuk dapat membelikanku benda itu.
"Mengapa kau memberiku ini?," Tanyaku.
"Bukankah itu yang ingin kau lihat di masa depan?," Katamu.
"Mengapa kau memberikannya sekarang, aku tahu kau punya keperluan lain", lanjutku.

Sayang, apa kau tahu? Katamu. Masa depan itu tidak dinanti tapi dijalani. Bahkan satu detik yang akan datang setelah ini adalah sebuah masa depan. Bagiku, kau adalah masa depanku. Hal yang paling ingin kulihat di masa depan adalah kebahagiaanmu. Oleh karena itu aku ingin mulai menjalani masa depan itu dari setiap nafas yang kuhirup setiap waktu untuk membahagiakanmu. Jika kupu-kupu adalah salah satu hal yang bisa membahagiakanmu, mengapa harus aku tunda?

Baru setelah kudengar penuturanmu, air mataku leleh. Kau memang istimewa. Istimewa dengan ketulusanmu. Biarkan aku ucapkan terima kasih dan sedikit pujian untukmu, untuk semua ini. Untuk kasih sayangmu, dan untuk tingkahmu yang begitu menghormatiku. Kau adalah hujan, bukan gerimis. Kau deras



hujan-utopia

Rinai hujan basahi aku
temani sepi yang mengendap
kala aku mengingatmu
dan semua saat manis itu

Segalanya seperti mimpi
kujalani hidup sendiri
andai waktu berganti
aku tetap tak'kan berubah

Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri ooohhh..ooo

Selalu ada cerita
tersimpan di hatiku
tentang kau dan hujan
tentang cinta kita
yang mengalir seperti air

Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri ooohhh..ooo

Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini
untukku ooohhh... 
akankah ia menemaniku di saat aku sendiri dalam hujan seperti ini ?

i think he will never never care about it..